Chapter 1404 - ROTMHS INDO
Chapter 1404.
Kau benar-benar luar biasa. (4) ❀
❀ ❀
“Siapa pun
yang menghalangi kita akan mati!”
Dengan
raungan menggelegar, disertai kilauan pedang di tangan, mereka dengan jelas
menunjukkan tekad mereka.
Crack!
Sambaran
kilat menyerbu ke arah anggota Myriad Man House. Menghadapi serangan dengan
kekuatan dahsyat, para anggota Myriad Man House hanya bisa mundur, tak mampu
bertahan di tempat.
“Aaaargh!”
Kilatan
merah dari tebasan pedang menghujani anggota Myriad Man House yang mundur.
“Bajingan
ini!” -teriak Gwak Hoe
“Gwak Hoe, dasar
bocah! Bertahanlah!”
“Jangan
terbawa suasana! Tujuan kita bukan mengejar mereka!”
Gwak Hoe,
yang hendak menerjang musuh yang mundur, menggigit bibirnya erat-erat.
Para murid Gunung
Hua dipenuhi amarah, namun tetap tenang. Mereka tahu persis mengapa mereka
harus menghunus pedang mereka sekarang.
Dengan
setiap tebasan merah, musuh gemetar dan semakin terdesak. Memimpin serangan, Gunung
Hua memancarkan energi merah menyala, menjadi sinyal yang jelas bagi
sekte-sekte lain.
“Ikuti Gunung
Hua!”
Dengan
kekuatan penuh, Namgung dan Istana Luar juga mulai menyerang bersama Gunung Hua.
“Sialan
mereka!”
Saat mereka
menyerang dengan ganas, anggota Myriad Man House mendidih dalam amarah ketika
musuh mereka mencoba mundur. Meski diperintahkan untuk mundur, membiarkan musuh
pergi tanpa luka terasa seperti aib.
Namun,
kemarahan dan semangat mereka dengan cepat menghilang saat menghadapi kehadiran
mengerikan yang mengintai mereka.
“Lindungi
diri kalian!”
Jarum-jarum
beracun menghujani seperti badai, masing-masing dilapisi racun mematikan.
“Ugh…!”
“Ini… tidak
masuk akal…”
Hanya dengan
sentuhan jarum-jarum ini, daging mulai membusuk, racunnya memiliki daya bunuh
yang mengerikan. Hanya orang gila yang akan nekat melompat ke dalam serbuan
jarum beracun ini.
“Hempaskan
mereka!”
Boom!
Boom!
Ruang yang
tercipta karena serangan jarum beracun segera dipenuhi oleh awan pekat racun
hitam.
“Mundur!”
“Tahan
napas! Sialan, mundur!”
Anggota
Sekte Jahat terbiasa dengan racun, sering menggunakan senjata berlapis racun
dan proyektil beracun tanpa ragu. Namun, racun yang kini menyelimuti pandangan
mereka jauh melampaui apa pun yang pernah mereka temui.
Dikendalikan
oleh para ahli racun dari Keluarga Sichuan Tang, racun yang mereka gunakan tak
tertandingi. Tidak ada orang waras yang berani menguji langsung kekuatan racun
mereka.
Tembok dari
jarum beracun dan awan racun terbentuk, menjadi penghalang yang tak seorang pun
berani dekati sembarangan, sepenuhnya menghalangi jalan Myriad Man House.
“Gunakan
kesempatan ini dan pergi! Kami akan menangani bagian belakang!”
Orang-orang
berhamburan keluar, meninggalkan Keluarga Tang. Bahkan saat itu, anggota Keluarga
Tang berdiri tegak seperti menara baja. Dengan erat menggenggam belati beracun
mereka, mereka mengawasi Myriad Man House di balik awan racun.
“Setelah
semua sekutu kita mundur, kita juga akan pergi! Pertahankan garis sampai akhir!”
“Ya!”
Tetua Keluarga
Tang yang memberi perintah itu menyeringai aneh.
‘Tak pernah
terpikir kami akan menawarkan diri untuk tugas ini.’
Keluarga
mereka hanya peduli pada keselamatan sendiri, tak peduli dengan pertumpahan
darah atau air mata. Begitulah penilaian dunia terhadap Keluarga Sichuan Tang,
dan mereka tak berniat membantahnya.
Namun kini,
mereka dengan sukarela menjadi barisan belakang bagi sekte lain, tanpa ada yang
memintanya.
‘Keluarga
Tang telah banyak berubah.’
Arus
perubahan yang dibawa oleh Pedang Ksatria Gunung Hua, yang telah mengusir Dewan
Tetua, sedang membentuk ulang identitas Keluarga Tang.
‘…Rasanya
tidak terlalu buruk.’
Tetua itu
tersenyum, menggenggam erat belati terbang di tangannya.
❀ ❀ ❀
“Komandan!
Mereka mundur!”
“Mereka
sedang melarikan diri!”
Laporan
terus berdatangan, menghantam telinganya seperti tamparan. Ho Gamyeong hampir
saja membalas dengan ketus, ‘Aku juga punya mata.’
Mereka
semakin menjauh, seperti gelombang yang tiba-tiba menghantam pantai lalu pergi.
Tatapan Ho
Gamyeong tertuju pada titik di balik kabut racun pekat.
Di sanalah
para murid Gunung Hua berbaju hitam berdiri bak benteng tak tertembus. Di
sanalah Pedang Iblis Bunga Plum, yang terus-menerus ia kejar, berada.
‘…Tidak
mungkin.’
Ho Gamyeong
perlahan menutup matanya.
Ia telah
melakukan segalanya dalam kemampuannya. Ia telah mengerahkan segala yang bisa
ia lakukan. Namun, saat ini, iblis itu kembali lolos dari genggamannya.
Dengan
keahlian, naluri tajam, dan bahkan keberuntungan yang sulit dipahami, ia telah
mencoba segalanya.
Ho Gamyeong
harus mengakui sepenuhnya. Dengan kemampuannya saja, ia tak bisa menangkap
bajingan itu.
“Bawa yang
terluka keluar dari sini. Jika dibiarkan, mereka akan mati karena racun.”
“Komandan!”
“Kita akan
berkumpul kembali dan melanjutkan pengejaran.”
Mendengar perintahnya,
para bawahan mengangguk dengan wajah serius.
Saat itu, Ho
Gamyeong menyadari bahwa semua rencana mereka telah berantakan. Pada akhirnya,
semua pengorbanan yang mereka lakukan untuk menangkap satu orang telah sia-sia.
Seberapa
banyak yang telah mereka korbankan? Dari Hainan hingga ke sini, jumlah yang
tewas sudah mencapai ratusan. Namun, yang mereka dapatkan hanyalah membantai
sekitar setengah dari murid Hainan.
Kekalahan
bukan hal baru bagi mereka. Tetapi, tak pernah ada kekalahan yang terasa sepedih
ini dalam sejarah Myriad Man House.
“Aku bilang,
berkumpul kembali.”
Saat Ho
Gamyeong mengeluarkan perintah sekali lagi, para bawahannya mengangguk setuju,
tetapi ada rasa pasrah yang tersisa. Itu adalah reaksi lemah, sesuatu yang bisa
dimengerti mengingat betapa besar kekalahan mereka dalam hal strategi dan
eksekusi.
Kehilangan
pasukan yang besar bukanlah yang paling parah. Kebenaran yang mengerikan adalah
bahwa mereka secara tidak sengaja telah membangun reputasi tak terkalahkan bagi
Pedang Iblis Bunga Plum.
Dari
menerobos Gangnam hingga menyelamatkan Hainan, dari menghindari pengejaran Myriad
Man House hingga kembali ke Gangbuk. Prestasi ini akan menjadi mitos,
pencapaian legendaris yang kini melekat pada Pedang Iblis Bunga Plum.
Dan Aliansi
Tiran Jahat akan sekali lagi berhadapan dengan pemilik legenda itu, Pedang
Iblis Bunga Plum. Di mana pun dia muncul, moral sekte-sekte benar akan melonjak
ke langit tanpa menyadari batas mereka, sementara mereka yang harus
menghadapinya akan terhanyut dalam ketakutan.
Tak bisa
dihindari. Semua orang akan menyadari betapa mengerikannya memiliki reputasi
yang tak tergoyahkan.
Mereka
sendiri yang telah membentuknya—musuh terbesar mereka—dengan tangan mereka
sendiri.
Ho Gamyeong
melirik bawahannya sekilas. Dari ekspresi mereka saja, dia bisa menebak apa
yang mereka pikirkan.
Bodoh, pikir
Ho Gamyeong sambil mengklik lidahnya.
“Apakah
semuanya sudah berakhir?”
“….”
“Tentu saja,
dengan kekuatan kita saat ini, bahkan jika kita terus mengejar, kita tidak akan
bisa menghentikan mereka. Itu fakta yang jelas.”
Saat
penilaian dingin itu keluar, wajah para ajudan semakin muram. Namun, Ho
Gamyeong mengabaikannya dan melanjutkan.
“Tapi itu
tidak masalah sama sekali. Apakah kalian lupa bahwa Ryeonju sedang menuju
tempat yang sama dengan mereka?”
Mendengar
kata-katanya, para bawahannya mengangkat kepala dengan terkejut.
“Mereka
memang tangguh. Tapi jangan lupa. Mulai sekarang, musuh mereka adalah Paegun
Jang Ilso. Kita hanyalah bidak dalam tangan Ryeonju. Dan bidak tidak mengenal
kekalahan!”
Mungkin itu
bukan pidato yang paling membangkitkan semangat. Namun, para ajudan yang
mendengarnya tiba-tiba tampak mendapatkan kembali energi yang sebelumnya
hilang.
Itu adalah
kebenaran.
Mereka
mungkin mengalami kekalahan. Tapi mereka bukanlah keseluruhan Myriad Man House,
apalagi seluruh Aliansi Tiran Jahat. Myriad Man House tanpa Jang Ilso bukanlah Myriad
Man House, dan Aliansi Tiran Jahat tanpa Jang Ilso bukanlah Aliansi Tiran Jahat.
“Bergerak.
Ryeonju pasti sudah memperkirakan semua ini. Mereka yang berani mengacaukan
rencananya dengan menyalahkan diri sendiri tanpa alasan akan kucabik-cabik
dengan tanganku sendiri!”
“Ya,
Komandan!”
Para bawahan
bergerak secepat kilat untuk menyusun kembali formasi yang sebagian hancur. Ho
Gamyeong, yang diam-diam mengamati pemandangan itu, menoleh untuk melihat
pasukan Aliansi Teman Surgawi yang semakin menjauh.
Ini adalah
kegagalan yang tak terbantahkan, tanpa celah untuk mencari alasan. Kekalahan
sempurna, bahkan tanpa menyisakan kemarahan.
Di tengah situasi
ini, sebuah pikiran aneh melintas di benak Ho Gamyeong.
‘Apa yang
sebenarnya diperkirakan oleh Ryeonju? Apakah dia memperhitungkan penangkapan Pedang
Iblis Bunga Plum? Ataukah dia justru telah memperkirakan kegagalan ini?’
Ho Gamyeong menggelengkan
kepalanya. Tidak ada gunanya memikirkan itu. Dia hanya perlu setia pada
perannya.
“Cepat!
Perbaiki formasi dan lanjutkan pengejaran!”
Dia hanyalah
seorang bidak.
Tidak perlu
mencoba memahami maksud dari orang yang memainkan permainan ini. Tidak peduli
seberapa dalam dia memikirkannya, memahami sepenuhnya niat Jang Ilso adalah
sesuatu yang mustahil.
Ho Gamyeong
hanya menatap dengan dingin ke arah Keluarga Tang, yang menjadi kelompok
terakhir yang mundur.
❀ ❀ ❀
“Ah, aw!
Sakit!”
“Berhenti
merengek, bodoh!”
Un Geom
menghantam Jo Geol, yang berada di punggungnya, dengan sarung pedangnya.
“A-aku… aku kan
sekarat?”
“Tutup
mulutmu.”
Un Geom
menggelengkan kepalanya. Saat menyelamatkannya tadi, air mata hampir
menggenang, membuatnya sulit menahan emosi. Tapi sekarang, setelah berhasil
membawanya keluar, ada perasaan lega yang memenuhi hatinya.
“Tapi
bagaimana kau bisa tahu?” -tanya Jo geol
“Hah?”
-reaksi Un Geom
“Kau berada
di Gangbuk!” -ucap Jo Geol
Mendengar
pertanyaan Jo Geol, Lima Pedang Gunung Hua mengangguk, seolah mereka juga
penasaran. Berkat bantuan mereka, mereka selamat, tetapi tak pernah terpikir
bahwa Aliansi Teman Surgawi akan datang untuk menyelamatkan mereka.
Menyebrangi
Sungai Yangtze adalah soal tekad, tetapi menemukan mereka di seberang sungai
adalah hal yang berbeda.
“Kami
beruntung.”
“Kalian
beruntung?”
Un Geom
mengangguk.
“Pemimpin
Aliansi memutuskan untuk menyeberang, tapi… sejujurnya, aku tidak tahu harus
berbuat apa. Tapi tiba-tiba saja, orang itu berlari seperti orang gila.”
“Orang itu
siapa?”
“Itu.”
Un Geom
menunjuk ke belakang. Yang dia tunjuk adalah Tang Gunak, yang sedang membawa
Chung Myung. Lebih tepatnya, musang putih yang melingkar di leher Chung Myung.
“Oh, Baek
Ah! Baek Ah! Jadi dia yang memandu kalian ke sini?”
“Bukan.”
“…Apa? Lalu?”
“Kami
bertemu Hainan karena dia yang membimbing kami.”
“…Oh.”
“Cukup
mengesankan, bukan? Dia bisa mengingat bau orang yang hanya bertemu sebentar. Hainan
yang kami temui sedang menunggu waktu untuk menyeberang Sungai Yangtze. Begitu
mereka melihat kami, mereka langsung membawa kami ke sini.”
“Oh, tapi
bagaimana bisa?”
Orang yang
menjawab pertanyaan Jo Geol adalah Gwak Hwanso, yang berlari di sampingnya.
“Apa yang
aneh dari itu? Itu adalah tanda yang telah kita gunakan berkali-kali
sebelumnya.” -jelas Gwak Hwanso
“…Apa?”
“Bukankah
Jayang mengejarmu? Dia terus meninggalkan tanda di sepanjang jalan. Kami
mengikuti tanda-tanda itu.”
“Oh, tapi
dia tertinggal di tengah jalan?”
Dengan semua
orang berlari secepat mungkin, mereka tidak bisa menunggu Jayang untuk
menyusul.
“Itu sudah
cukup. Begitu kami cukup dekat, Baek Ah bisa menemukanmu.”
“Oh…”
Jo Geol
tertawa kecil, seolah tidak percaya dengan semua yang terjadi.
Tanpa
disengaja, kebetulan demi kebetulan terus menumpuk. Tetapi jika dilihat dari
sisi lain, itu bukan sekadar kebetulan, melainkan sebuah keniscayaan.
Jika Aliansi
Teman Surgawi tidak mempertaruhkan nyawa untuk menyeberangi sungai, jika Hainan
tidak menugaskan Lee Jayang kepada mereka, dan jika Hainan yang telah melewati
neraka tidak memiliki keberanian untuk kembali ke neraka, mereka pasti sudah
mati.
“Yah…”
“Mengapa kau
berkata begitu?”
“Oh, tidak
ada alasan. Hanya saja…”
Jo Geol
menatap ke langit dengan diam.
“Hanya saja…”
Semua yang
mereka lakukan ternyata tidak sia-sia. Hanya… itu yang dia rasakan.
❀ ❀ ❀
Kalau ada yang mau donasi, bisa ke trakteer ya! Disana juga
update chapternya udah lumayan jauh, menuju 1500+
Comments
Post a Comment