Chapter 1433 - ROTMHS INDO
Chapter 1433.
Kau harus melewatiku dulu. (3) ❀ ❀ ❀
“Mereka
datang!”
Wajah para
tetua keluarga Tang memerah dengan tekad. Mereka siap menghadapi serangan
langsung. Namun, saat melihat iblis-iblis Myriad Man House menerjang seperti
binatang buas, kata ‘takut’ menyerbu hati mereka seperti banjir.
“Bajingan Sekte
Jahat terkutuk!”
Orang biasa
mungkin akan terhanyut oleh ketakutan itu, tetapi mereka bukan sembarang orang.
Mereka adalah Tetua Keluarga Tang Sichuan.
Meskipun
belum pernah mengalami pertempuran nyata, kerja keras yang terukir dalam tubuh
mereka dan kebanggaan yang tertanam di hati mereka tak akan pernah luntur.
“Fokus! Jika
kita hancur, seluruh pertahanan runtuh, dan keluarga kita akan menderita!”
Tang Byeok
berteriak hingga suaranya serak.
‘Kita harus
menahan mereka!’
Wajahnya
menunjukkan tekad yang suram.
Medannya
tidak menguntungkan. Tanah terbuka adalah tempat terburuk bagi keluarga Tang
untuk menunjukkan kekuatannya. Namun meskipun begitu, jika soal menahan musuh,
bukankah keluarga Tang adalah sekte yang tak tertandingi di dunia?
“Lepaskan!”
Saat musuh
semakin mendekat, teriakan tajam terdengar dari Tang Byeok. Secara bersamaan,
kabut beracun yang tebal mengepul dari lengan para tetua.
Di padang
tandus yang tak berangin, kabut racun membubung, menciptakan penghalang raksasa
antara kedua pihak yang berlawanan.
Aura
mengerikan yang dipancarkan oleh kabut racun membuat bulu kuduk meremang.
Tatapan Tang Byeok segera naik ke atas.
‘Senjata
tersembunyi!’
Tangannya
menggenggam jarum rambut sapi. Jika musuh tak bisa menerobos dari depan, mereka
pasti akan mencoba melompati kabut racun. Yang harus mereka lakukan adalah
menciptakan lubang di tubuh tak terlindungi para prajurit Myriad Man House yang
melayang sebelum mereka mencapai tanah!
Seolah-olah
memiliki pemikiran yang sama, para tetua yang telah berlatih bersama seumur
hidupnya pun ikut bergerak. Dengan lonjakan energi, mereka melompat dan
mengarahkan jarum tajam dari kedua tangan mereka, siap menembus kabut
racun.
Namun
kemudian...
Paaaah!
Pusat kabut
beracun itu berputar seperti meliuk, warnanya berubah menjadi menyeramkan.
Sebelum pikiran dapat sepenuhnya memahami perubahan itu, sekelompok orang
berjubah merah darah menerobos kabut racun dan menerjang ke depan dalam
sekejap.
‘Apa?’
Terkejut
hingga jantungnya seakan melompat ke tenggorokan, Tang Byeok buru-buru
melepaskan jarum dari tangannya. Namun sebelum jarum itu sempat melesat, energi
pedang yang dilepaskan oleh para prajurit Myriad Man House telah lebih dulu
menerjang ke arah mereka.
Energi
pedang itu menembus tubuh seorang tetua di barisan depan tanpa ampun.
“Aaargh!”
Tubuh tetua
itu terbelah dua oleh hantaman tersebut, menyemprotkan darah ke segala arah
sebelum jeritannya sempat bergema sepenuhnya.
“Argh!”
Beberapa
tetua lain jatuh satu per satu, terkena tebasan pedang yang melayang di udara,
tanpa sempat memberikan perlawanan.
“Mundur!”
“Jangan beri
mereka celah! Bertahan!”
Di tengah
teriakan putus asa para tetua yang kewalahan, mata Tang Byeok bergetar hebat.
‘T-Tanpa…
ragu!’
Bukan hal
aneh jika mereka menerobos kabut beracun dengan tubuh telanjang. Racun,
seberapa pun mematikannya, tetap memerlukan waktu untuk bereaksi.
Namun, yang
mengejutkan Tang Byeok bukanlah keberanian mereka menerobos kabut hitam dengan
tubuh terbuka, melainkan fakta bahwa mereka melakukannya tanpa sedikit pun
keraguan.
Sudah
sewajarnya jika seseorang membeku saat melihat kabut racun terbentuk di depan
matanya. Namun, meskipun tahu bahwa yang ada di hadapan mereka adalah racun
mematikan keluarga Tang, mereka tetap melompat masuk tanpa ragu sedikit pun.
‘Apakah ini Myriad
Man House?’
“Hahaha!”
Aura gelap
segera menyelimuti wajah para prajurit Myriad Man House yang menerjang di garis
depan. Namun, meskipun wajah mereka telah menghitam akibat racun, pedang yang
mereka ayunkan tetap ganas, tidak seperti serangan orang yang terpengaruh
racun.
“Kau…!”
Tetua keluarga
tidak tinggal diam. Jarum beracun yang mereka lepaskan dengan sekuat tenaga
melesat seperti hujan badai, dan dalam sekejap, tubuh para prajurit Myriad Man
House berubah seperti landak, dipenuhi jarum tajam.
Namun.
“Ah!”
Meskipun
demikian, pedang yang diayunkan tetap menancap tepat di dada seorang tetua yang
berdiri di depannya.
Urghg…
Prajurit Myriad
Man House menekan kepalanya ke bahu tetua yang gemetar. Dengan senyum tak
terlukiskan, dia memutar pedang yang tertancap di dada tetua itu dengan sekuat
tenaga.
“Aaargh!”
Rasa sakit
akibat organ dalam yang terkoyak. Dari bibir tetua yang tak bisa menahan
penderitaan itu, jeritan putus asa pun meledak keluar.
“Tang Muuu!”
Meskipun
melihat saudara mereka tewas di depan mata, para tetua tidak bisa berbuat
apa-apa. Karena mereka sendiri sudah terkepung oleh iblis-iblis itu.
“Aaargh!”
Belati-belati
tajam meluncur dari tangan para tetua. Meskipun belati-belati itu berhasil
menancap di dada musuh dalam sekejap, para prajurit Myriad Man House, meskipun
dengan belati tertancap di tubuh mereka, tetap mengayunkan pedang mereka tanpa
ampun.
Swoosh!
Thud!
Pedang yang
diayunkan memutus lengan para tetua dan menyayat leher mereka.
Tidak ada
waktu untuk menyebarkan racun.
Dengan
orang-orang gila yang sudah membalikkan mata mereka dan mengayunkan pedang
tepat di depan mata, kapan ada kesempatan untuk meracuni mereka?
Namun, hanya
mengandalkan senjata tersembunyi pun bukanlah solusi. Meskipun belati-belati
yang mereka lemparkan pasti mengenai musuh, hanya itu yang terjadi. Tidak ada
cara untuk menghentikan mereka yang tetap mengayunkan pedang dengan belati
tertancap di tubuh mereka.
“Arahkan ke
kepala mereka! Kita harus menghabisi mereka dalam satu serangan!”
Tang Byeok
berteriak dengan penuh amarah.
Namun, musuh
juga bukan orang bodoh. Meskipun mereka mengabaikan semua senjata tersembunyi
yang menancap di tubuh mereka, mereka dengan hati-hati melindungi kepala dan
jantung mereka.
Dan pada
saat itu, Tang Byeok menyadari kesalahannya.
Mereka
seharusnya menciptakan jarak. Mereka tidak bisa hanya berdiri canggung di satu
tempat dan mencoba menahan Myriad Man House. Keluarga Tang, yang mengandalkan
senjata tersembunyi dan racun untuk menundukkan musuh, pada dasarnya tidak
memiliki kemampuan bertarung jarak dekat.
Begitu
mereka membiarkan pedang musuh mencapai mereka, hasilnya sudah ditentukan.
“Rraaaaah!”
Saat itu
juga, musuh menerjang ke arah Tang Byeok. Amarah berbisa membara di matanya.
“Anjing-anjing
terkutuk ini!”
Tang Byeok
menarik sesuatu dari lengan bajunya dengan kecepatan kilat dan mengarahkannya
ke musuh yang menyerbu.
Dan
kemudian.
Kwaaaaaang!
Sebuah
ledakan dahsyat mengguncang sekeliling.
“Apa?”
Bahkan para
prajurit elit Myriad Man House, yang sebelumnya mengamuk seakan racun dan
belati terbang keluarga Tang bukanlah ancaman, menoleh dengan keterkejutan.
Yang mereka lihat hanyalah tiga tubuh tercabik-cabik, tak lagi menyerupai
bentuk manusia.
“Jangan
remehkan Keluarga Tang Sichuan!”
Tang Byeok
berteriak sekuat tenaga.
“Jangan
ragu! Gunakan Meriam Guntur! Keluarkan semuanya!”
Sebelum
kata-katanya selesai, ledakan memekakkan telinga bergema dari segala arah.
Di antara
jeritan putus asa dan suara ledakan, tanah tandus yang sebelumnya kosong kini
mendidih dengan darah dan kematian.
“Hmm?”
Mata Jang
Ilso sedikit menyipit. Kerutan kecil terbentuk di dahinya. Dia tampaknya tidak
senang dengan pemandangan di hadapannya.
“Itu
artileri?”
“Sepertinya
mereka menggunakan senjata tersembunyi terlarang.”
“Senjata
terlarang…”
Tidak ada
alasan lain mengapa kata ‘terlarang’ disematkan pada senjata itu. Sederhananya,
ini adalah senjata yang tidak boleh digunakan dalam keadaan apa pun.
Alasan
mengapa Keluarga Tang Sichuan secara sepihak melarang penggunaan senjata ini
konon karena daya hancurnya yang luar biasa, yang bisa menarik perhatian pihak
berwenang begitu digunakan.
Namun, ada
alasan lain yang lebih sensitif di baliknya.
“Itu bahkan
bukan meriam, hanya bubuk mesiu. Sepertinya Keluarga Tang sedang terdesak, ya?”
Jang Ilso
terkekeh.
Meskipun
bukan meriam sungguhan, penggunaan bubuk mesiu tetap saja berisiko. Pemanfaatan
mesiu pasti akan mengundang campur tangan pemerintah. Karena itu, kecuali di
Sungai Yangtze, di mana pengaruh pemerintah bisa diminimalkan, tidak ada yang
bisa dengan sembarangan menggunakan mesiu.
Namun, tetua
keluarga Tang itu malah mengeluarkan senjata berbasis mesiu.
“Kerusakan
akan cukup besar.”
Kekhawatiran
Jeok Ho sama sekali tidak berlebihan. Terlepas dari alasannya, kenyataan bahwa
senjata terlarang Keluarga Tang memiliki kekuatan yang menakutkan tidak bisa
disangkal.
Senjata-senjata
itu bukan sekadar senjata api biasa. Mereka adalah perangkat yang dirancang
khusus oleh Keluarga Tang untuk menembakkan proyektil khas mereka dengan
kekuatan mesiu dan tenaga dalam secara bersamaan.
Bukankah
sudah jelas apa yang akan terjadi jika seseorang menerjang ke arah senjata
semacam itu?
“Yah…”
Namun, Jang
Ilso tetap setenang biasanya.
“Senjata
itu.”
“Ya,
Ryeonju.”
“Itu
terlihat cukup besar, bukan?”
Mendengar
kata-kata itu, Jeok Ho menyipitkan matanya. Memang benar, senjata itu tampak
terlalu besar untuk digunakan hanya dengan satu tangan.
“Dengan
mesiu sebagai tenaga pendorong, mereka mungkin tidak bisa menembakkannya
berkali-kali…”
Senyum licik
muncul di sudut bibir Jang Ilso.
“Aku ingin
tahu berapa banyak yang mereka sembunyikan di dalam lengan baju mereka yang
lebar itu? Begitu digunakan, senjata itu tak bisa digunakan lagi.”
Jeok Ho
segera memahami maksudnya dan mengangguk.
“Hancurkan
mereka!”
“Baik!”
Orang-orang
di sekitar Jeok Ho segera melesat ke depan.
Senjata
tersembunyi terlarang yang digunakan Keluarga Tang tidak selalu menguntungkan
mereka. Gelombang kejut dari Meriam Guntur telah menyebarkan kabut racun yang
mereka buat ke segala arah. Tanpa kesempatan untuk melepaskan racun lagi, kini
mereka benar-benar tak berdaya di tanah yang luas ini.
Membiarkan
mereka begitu saja akan menyebabkan kehancuran mereka pada akhirnya. Namun,
Jang Ilso tidak berniat menunggu selama itu.
“Anjing
Merah.”
Para Anjing
Merah, yang berdiri mengelilingi Jang Ilso seperti benteng, serentak menoleh ke
arahnya.
Tak perlu
jawaban lisan. Persetujuan mereka ditunjukkan melalui tindakan. Untuk apa
kata-kata jika seluruh perhatian mereka sudah tertuju pada Jang Ilso?
Jang Ilso
perlahan menjilat bibir merahnya.
“Betapa
membosankannya. Menghadapi orang tua hanya menguras energi.”
Kilatan
kegembiraan melintas di mata Anjing Merah.
“Selesaikan
semuanya. Aku orang yang sibuk.”
Begitu
perintah Jang Ilso diberikan, Anjing Merah menoleh ke arah para tetua keluarga
Tang.
Dan
kemudian.
Paah!
Tanpa
isyarat atau kata-kata tambahan, Anjing Merah melesat ke depan. Seperti
serigala lapar yang menemukan mangsa di tanah bersalju, aura mengerikan mereka
menyapu dataran tandus Sichuan.
“Aku akan
kembali.”
Seakan
memahami maksud Jang Ilso, Jeok Ho membungkuk dalam ke arahnya.
“Jangan
terlalu berlebihan. Mereka juga harus menikmati ini.”
“Ya, Ryeonju.”
Dengan
anggukan lain, Jeok Ho menghunus pedangnya.
Sebuah bilah
hitam pekat—Mukdo (墨刀) – Pedang Berlumur Tinta. Dengan
senjata kesayangannya di tangan, Jeok Ho menerjang ke depan dengan kilatan haus
darah di matanya.
“Ya ampun, ya
ampun.”
Jang Ilso
menggelengkan kepalanya.
“Mereka
terlalu bersemangat, bukan?”
Hal itu bisa
dimaklumi jika dipikirkan. Myriad Man House telah berkembang melalui perang
demi perang selama ini. Tetapi sejak stabilisasi Aliansi Tiran Jahat, mereka
belum benar-benar merasakan darah, bukan?
Bagi orang
lain, mungkin ini hanya jeda singkat, tetapi bagi mereka, ini adalah masa
pengekangan yang panjang.
“Aku harap
ini tidak terlalu brutal…”
Hadiah
memang menyenangkan, tetapi hadiah yang terlalu mewah justru bisa merusak
suasana hati penerimanya.
Tapi…
“Tak ada
pilihan lain.”
Jang Ilso
mengangkat bahunya dan perlahan melangkahkan kaki.
“Itu karena
kalian datang terlambat. Raja Racun, dan… Pedang Ksatria Gunung Hua.”
Tertawa
kecil, Jang Ilso berjalan melintasi tanah yang berlumuran darah seolah-olah
sedang menikmati jalan-jalan santai.
❀ ❀ ❀
Kalau ada yang mau donasi, bisa ke trakteer ya! Disana juga update chapternya udah lumayan jauh, menuju 1500+
- Trakteer
Comments
Post a Comment